November 19, 2014

BBM Naik,... Aku Rapopo !!!

Tepat setelah pukul 00.00 WIB , harga BBM di naikkan. Maka hal ini tidak kita pungkiri juga memberatkan diri kita dari sisi naiknya harga – harga barang lainnya yang biasanya mengikuti kenaikan BBM.Namun, sebagian manusia keliru dalam mengekspresikan keadaan ini. Demo, mencela pemerintah, dan hal – hal yang tidak sesuai syar’ipun gencar dilakukan.
Adapun bagi kita, tidak selayaknya bagi kita untuk mengikuti hal – hal yang sifatnyademikian.Ada beberapa renungan yang perlu kita perhatikan agar kita bisa berlapang dada  dan bijak untuk menyikapi fenomena kenaikan BBM ini.
YANG PERTAMA, adalah hadits Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam yang artinya :“Saya memberi wasiat kepada kalian agar tetap bertaqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, tetap mendengar dan ta’at walaupun yang memerintah kalian seorang hamba sahaya (budak) dari Habasyah” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi )
Sejelek dan sepahit apapun intruksi dan keputusan pemerintah, kita wajib patuh selama itu bukan dalam kemaksiatan.Inilah prinsip Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
YANG KEDUA, adalah hadits Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam yang artinya :
”Dengarlah dan taat kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan taat kepada mereka” (HR. Muslim no. 1847).
Dari hadits ini,kita bisa merenungi bahwa sepahit apapun keputusan kenaikan BBM itu, pemerintah tidak sampai menyiksa dan merampas harta kita. Yang terjadi hanyalah mereka mengambil kembali keringanan yang sudah mereka berikan betahun tahun untuk kita nikmati, yaitu subsidi.Mengapa kita harus marah pada mereka?
YANG KETIGA, firman Allah Azza Wa Jalla yang berbunyi :
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Alam Nasyroh: 5).
Faedah merenungi ayat ini adalah bahwa setelah kesulitan kenaikan harga BBM dan segala imbasnya ini pasti akan diiringi oleh kemudahan dari Allah Yang Maha Memberi Rizki. Mungkin gaji akan naik, mungkin omzet usaha akan bertambah, dan kemungkinan yang lainnya.Dan ini sudah kita alami , karena BBM bukan kali ini saja naik.Toh, naik berapapun kita masih mampu membelinya selama ini.
YANG KEEMPAT, ucapan Al Hasan Al Bashri rahimahullah :
“Aku telah membaca di 90 tempat (90 kali disebutkan) di dalam al Quran, bahwa sesungguhnya Allah telah mentakdirkan rizki dan menjamin rizki itu untuk makhlukNya, dan aku membaca (hanya) pada satu tempat “syaitan menakut-nakutimu akan kefakiran” , lantas apa  kita ragu terhadap perkataan Yang Maha Benar di sembilan puluh tempat, sementara kita mempercayai perkataan pembohong hanya di satu tempat ?”
Dari sini saudara – saudariku, yakinlah bahwa naik atau turunnya BBM dan harga – harga tidak akan mengurangi atau menambah kekayaan kita.Semua sudah ditakdirkan Allah Azza Wa Jalla.
YANG KELIMA, adalah wajib bagi kita untuk bersabar dalam setiap kesulitan. Ini sebagaimana yang diajarkan Nabi shalallahu alaihi wa sallam :
عَجَباً لأمْرِ المُؤمنِ إنَّ أمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خيرٌ ولَيسَ ذلِكَ لأَحَدٍ إلاَّ للمُؤْمِن : إنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكانَ خَيراً لَهُ ، وإنْ أصَابَتْهُ ضرَاءُ صَبَرَ فَكانَ خَيْراً لَهُ
“Amat menakjubkan keadaan orang mu’min itu, sesungguhnya semua keadaannya itu adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi seorangpun melainkan hanya untuk orang mu’min itu belaka. Apabila ia mendapatkan kelapangan hidup, iapun bersyukur, maka hal itu adalah kebaikan baginya. Apabila ia ditimpa musibah, maka iapun bersabar dan hal inipun adalah merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
Dari sinilah keimanan kita diuji. Jika kita bersabar, kita menunjukkan kualitas keimanankita.Jika kita mengeluh, apalagi sampai demo (semoga tidak ya..) maka kita perlu mengkoreksi keimanan kita.
DAN TERAKHIR , renungan ini saya tutup dengan ucapan Asy Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullah dalam salah satu pernyataan beliau yang masyhur :
“Siapa saja yang ingin duduk bersama para pendusta besar, maka hendaknya ia baca koran-koran, apabila sedikit saja roti, gula, dan garam berkurang maka mereka langsung mengkafirkan pemerintah. Namun ketika pemerintah memenuhi keinginan mereka, justru bermuka dua sambil memuji-muji : “Pemimpin kita adalah pemimpin yang mendapat petunjuk.”
Jadi dari sini kita hendaknya menjauhi segala pemberitaan media massa yang berpotensi membuat kita terprovokasi atau ikut – ikut menjelekkan pemerintah. Biarlah media ngomong apa, yang penting kita katakan : “ BBM mundhak, aku ra papa.”
Mungkin sedikit renungan ini bisa mengobati segenap kekhawatiran kita tentang kenaikan BBM ini. Ini hanya coret – coretan dari seorang yang faqir di hadapan Allah, maka segenap koreksi dan masukan atas kesalahan tulis  sangat kami harapkan.
Wallahul Muwaffiq ila aqwamith thoriq.
Akhukum, Jarot  Abu Mas’ud – afallahu anhu
Sumber : WA Ahlus Sunnah Karawang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar